Tuesday, March 22, 2011

GUNUNG API

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah KuwuGroboganJawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busurCincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.



Peta sebaran gunung berapi di Indonesia
§                     Agung
§                     Argopuro
§                     Arjuno
§                     Barujari
§                     Batur
§                     Bromo
§                     Bur ni Telong
§                     Ciremai
§                     Galunggung
§                     Gamkonora
§                     Gede
§                     Guntur
§                     Ibu
§                     Ine Like
§                     Iya
§                     Kawah Ijen
§                     Kelimutu
§                     Kelud
§                     Kerinci
§                     Krakatau
§                     Lawu
§                     Leuser
§                     Karangetang
§                     Lokon
§                     Lurus
§                     Mahameru
§                     Merapi
§                     Merbabu
§                     Papandayan
§                     Raung
§                     Rinjani
§                     Sago
§                     Salak
§                     Semeru
§                     Sibayak
§                     Sinabung
§                     Singgalang
§                     Sirung
§                     Soputan
§                     Talamau
§                     Talang
§                     Tambora
§                     Tandikat
§                     Tangkuban Perahu
§                     Welirang

Gempa dan letusan gunung sebenarnya tidak mempengaruhi aktivitas gunung api lainnya. 
Namun, ada 22 gunung api di Indonesia yang patut diwaspadai.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga Minggu (31/10/2010) kemarin, 22 gunung api tersebut berstatus di atas normal. Semuanya masuk kategori gunung api tipe A yang berarti pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Ke-22 gunung api itu normal dengan status waspada, siaga, dan awas. Status waspada berarti ada peningkatan aktivitas vulkanik dengan rekomendasi aktivitas manusia di kawasan rawan bencana (KRB) II dan KRB III wajib dibatasi.

Siaga berarti prediksi peningkatan aktivitas gunung api hingga letusan dengan rekomendasi tidak ada aktivitas di KRB II dan KRB III. Status awas berarti evakuasi pengungsi pada KRB II dan KRB III seperti terjadi di Gunung Merapi. Pihak yang mengeksekusi rekomendasi ini adalah pemerintah daerah setempat.

Kepala Badan Geologi ESDM Sukhyar menyebutkan sejumlah gunung api berstatus waspada di wilayah Sumatera adalah Gunung Seulewah Agam, Sinabung yang baru meletus, Talang, Kerinci, Kaba,dan Anak Krakatau.

Di wilayah Jawa, yakni Papandayan (Jawa Barat), Slamet (Jawa Tengah), Bromo (Jawa Timur), dan Semeru (Jawa Timur). Di wilayah Nusa Tenggara adalah Gunung Batur (Bali), Rinjani, Rokatenda, Egon, dan Sangeang Api. Sementara di Sulawesi adalah Gunung Lokon dan Soputan, serta di Maluku– Halmahera, yakni Gunung Dukono dan Gamalama.

Saat ini, ada dua gunung di wilayah Maluku-Halmahera dan Sulawesi Utara yang berstatus siaga atau satu tingkat di bawah Merapi.

“Di Maluku-Halmahera ada Gunung Ibu dan Sulawesi sebelah utara ada Gunung Karangetang,” kata Sukhyar.

Secara umum, ada 127 gunung api di Indonesia terdiri dari 77 tipe A, 30 tipe B, dan 21 tipe C. Gunung api tipe B berarti yang sesudah tahun 1.600 belum lagi mengalami erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatra.

Gunung api tipe C berarti yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatra/fumarola pada tingkat lemah.

Gunung api tipe A di Sumatera ada 13, Jawa 19, Bali–Nusa Tenggara 23 Sulawesi 11, dan Maluku 12 gunung api. Tipe B di Sumatera ada 11, Jawa 10, Bali–Nusa Tenggara 3, Sulawesi 3, dan Maluku 2. Sedangkan tipe C di Sumatera ada 6, Jawa 5, Bali–Nusa Tenggara 5, Sulawesi 5, dan Maluku tidak ada. (sumber: okezone.com)


        Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
         Status                                               Makna                       Tindakan
      AWAS
  •        Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  •        Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  •        Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  •       Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  •        Koordinasi dilakukan secara harian
  •       Piket penuh
      SIAGA
  •       Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  •       Peningkatan intensif kegiatan seismik
  •       Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  •       Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  •       Sosialisasi di wilayah terancam
  •       Penyiapan sarana darurat
  •       Koordinasi harian
  •       Piket penuh
      WASPADA
  •        Ada aktivitas apa pun bentuknya
  •        Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal 
  •        Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  •       Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  •       Penyuluhan/sosialisasi
  •       Penilaian bahaya
  •       Pengecekan sarana
  •       Pelaksanaan piket terbatas
     NORMAL
  •        Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  •        Level aktivitas dasar
  •       Pengamatan rutin
  •       Survei dan penyelidikan

oleh : Redi Sukma Herlambang (dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment