Tuesday, March 22, 2011

GUNUNG API

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah KuwuGroboganJawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busurCincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.



Peta sebaran gunung berapi di Indonesia
§                     Agung
§                     Argopuro
§                     Arjuno
§                     Barujari
§                     Batur
§                     Bromo
§                     Bur ni Telong
§                     Ciremai
§                     Galunggung
§                     Gamkonora
§                     Gede
§                     Guntur
§                     Ibu
§                     Ine Like
§                     Iya
§                     Kawah Ijen
§                     Kelimutu
§                     Kelud
§                     Kerinci
§                     Krakatau
§                     Lawu
§                     Leuser
§                     Karangetang
§                     Lokon
§                     Lurus
§                     Mahameru
§                     Merapi
§                     Merbabu
§                     Papandayan
§                     Raung
§                     Rinjani
§                     Sago
§                     Salak
§                     Semeru
§                     Sibayak
§                     Sinabung
§                     Singgalang
§                     Sirung
§                     Soputan
§                     Talamau
§                     Talang
§                     Tambora
§                     Tandikat
§                     Tangkuban Perahu
§                     Welirang

Gempa dan letusan gunung sebenarnya tidak mempengaruhi aktivitas gunung api lainnya. 
Namun, ada 22 gunung api di Indonesia yang patut diwaspadai.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga Minggu (31/10/2010) kemarin, 22 gunung api tersebut berstatus di atas normal. Semuanya masuk kategori gunung api tipe A yang berarti pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Ke-22 gunung api itu normal dengan status waspada, siaga, dan awas. Status waspada berarti ada peningkatan aktivitas vulkanik dengan rekomendasi aktivitas manusia di kawasan rawan bencana (KRB) II dan KRB III wajib dibatasi.

Siaga berarti prediksi peningkatan aktivitas gunung api hingga letusan dengan rekomendasi tidak ada aktivitas di KRB II dan KRB III. Status awas berarti evakuasi pengungsi pada KRB II dan KRB III seperti terjadi di Gunung Merapi. Pihak yang mengeksekusi rekomendasi ini adalah pemerintah daerah setempat.

Kepala Badan Geologi ESDM Sukhyar menyebutkan sejumlah gunung api berstatus waspada di wilayah Sumatera adalah Gunung Seulewah Agam, Sinabung yang baru meletus, Talang, Kerinci, Kaba,dan Anak Krakatau.

Di wilayah Jawa, yakni Papandayan (Jawa Barat), Slamet (Jawa Tengah), Bromo (Jawa Timur), dan Semeru (Jawa Timur). Di wilayah Nusa Tenggara adalah Gunung Batur (Bali), Rinjani, Rokatenda, Egon, dan Sangeang Api. Sementara di Sulawesi adalah Gunung Lokon dan Soputan, serta di Maluku– Halmahera, yakni Gunung Dukono dan Gamalama.

Saat ini, ada dua gunung di wilayah Maluku-Halmahera dan Sulawesi Utara yang berstatus siaga atau satu tingkat di bawah Merapi.

“Di Maluku-Halmahera ada Gunung Ibu dan Sulawesi sebelah utara ada Gunung Karangetang,” kata Sukhyar.

Secara umum, ada 127 gunung api di Indonesia terdiri dari 77 tipe A, 30 tipe B, dan 21 tipe C. Gunung api tipe B berarti yang sesudah tahun 1.600 belum lagi mengalami erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatra.

Gunung api tipe C berarti yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatra/fumarola pada tingkat lemah.

Gunung api tipe A di Sumatera ada 13, Jawa 19, Bali–Nusa Tenggara 23 Sulawesi 11, dan Maluku 12 gunung api. Tipe B di Sumatera ada 11, Jawa 10, Bali–Nusa Tenggara 3, Sulawesi 3, dan Maluku 2. Sedangkan tipe C di Sumatera ada 6, Jawa 5, Bali–Nusa Tenggara 5, Sulawesi 5, dan Maluku tidak ada. (sumber: okezone.com)


        Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
         Status                                               Makna                       Tindakan
      AWAS
  •        Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  •        Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  •        Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  •       Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  •        Koordinasi dilakukan secara harian
  •       Piket penuh
      SIAGA
  •       Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  •       Peningkatan intensif kegiatan seismik
  •       Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  •       Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  •       Sosialisasi di wilayah terancam
  •       Penyiapan sarana darurat
  •       Koordinasi harian
  •       Piket penuh
      WASPADA
  •        Ada aktivitas apa pun bentuknya
  •        Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal 
  •        Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  •       Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  •       Penyuluhan/sosialisasi
  •       Penilaian bahaya
  •       Pengecekan sarana
  •       Pelaksanaan piket terbatas
     NORMAL
  •        Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  •        Level aktivitas dasar
  •       Pengamatan rutin
  •       Survei dan penyelidikan

oleh : Redi Sukma Herlambang (dari berbagai sumber)

Friday, March 18, 2011

Lipatan / Fold


Lipatan merupakan Struktur berbentuk menyerupai gelombang yang umumnya berkembang pada batuan berlapis yang mengalami gaya kompresi horisontal atau gaya Vertikal.
Geometri dan Pengelasan Lipatan
  • Lipatan merupakan struktur seperti gelombang yang terhasil akibat canggaan perlapisan, foliasi dan permukaan planar yang lain pada skala yang berbagai.
  • Lipatan terbentuk di persekitaran canggaan yang berbagai, daripada permukaan kerak bumi yang rapuh hingga ke bahagian dalam bumi yang mulur.
  • Lipatan boleh berbentuk secara terbuka dan landai hingga ke sangat ketat dan berlaku secara berasingan atau berkumpulan.
  • Batuan mungkin mengalami satu episod perlipatan atau lebih, sehingga menyebabkan pertindihan beberapa generasi lipatan.
  • Semasa mengkaji lipatan, ada tiga skala digunakan untuk memudahkan penerangan, iaitu struktur mikroskopik (dilihat di bawah mikroskop), mesoskopik (saiz daripada sampel tangan hingga singkapan) dan makroskopik (saiz peta atau lebih besar).
  • Kebanyakan kajian geometri lipatan melibatkan pengukuran pada skala mesoskopik, dan skala yang lain menguatkan lagi cerapan kita. Biasanya struktur berskala kecil akan menyerupai struktur berskala besar dan sebaliknya.
Anatomi Lipatan RingkasRabung – Crest; Palung – Trough; Sayap – Limb; Engsel – Hinge; Garis Engsel – Hinge Line; Paksi Lipatan – Fold Axis; Garis Paksi – Axial Line;
Satah Paksi – Axial Plane; Tunjaman – Plunge; Lipatan Menunjam – Plunging Fold; Arah rebahan lipatan tidak simetri – Vergence;


Lipatan dapat dibagi lagi berdasarkan porosan lipatan atau garis sumbu dan bentuknya, sebagai berikut:
  1. Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap; Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama;
  2. Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya tersusun dari bahan-bahan yang berlainan;
  3. Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya;
  4. Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar;
  5. Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar yang disebabkan oleh tekanan yangterus menerus;
  6. Lipatan klin bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar;
  7. Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara simetris atau sma besar antara antiklin dan sinklin;
  8. Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris, membentuk sudut;
  9. Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring tetapi bagian puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti menggantung;
  10. Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus  menyebabkan puncaknya melandai seperti rebahan;
  11. Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya tekanan dan sayap tengah tidak menjadi tipis;
  12. Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.

Pengelasan Lipatan
  • Ada beberapa pengelasan yang digunakan oleh pengkaji tertentu dengan penekanan yang berbeza. Ada yang berdasarkan kepada bentuknya dan ada berdasarkan kepada mekanisma pembentuknya.
  • Antara yang lebih terkenal adalah pengelasan John Ramsay, di mana beliau menggunakan isogon sebagai petunjuk secara tidak bias kelas lipatan tertentu.
  • Isogon adalah garis yang menyambung titik pada sayap lipatan yang mempunyai kemiringan yang sama. Taburan garis isogon ini samada selari, mencapah atau menumpuh menjadi asas pengelasan ini.
  • Mengikut pengelasan Ramsay ada 3 kelas lipatan. Kelas pertama menunjukkan isogon yang menumpuh, sementara kelas 2 dan 3 menunjukkan isogon yang selari dan mencapah, masing-masing.
Mekanik Lipatan
  • Perlipatan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, cecair dan sifat badan batuan (komposisi, tekstur dan sifat setiap lapisan).
  • Mekanisma perlipatan merangkumi pemampatan atau pemendekkan (buckling), pembengkokkan (bending), aliran fleksur (flexural flow) dan aliran pasif (passive flow). Setiap mekanisma ini disertai oleh gelincir fleksur (flexural slip).
  • Untuk lapisan mengekalkan ketebalannya semasa ia dilipat, gelincir fleksur berlaku sepanjang sempadan perlapisan. Kesan gelinciran ini diperhatikan daripada kehadiran kesan gores-garis (slickenside) pada permukaan lapisan.
  • Mekanisma pembengkokkan melibatkan arah canggaan yang tegak dengan sesuatu lapisan dan biasanya menghasilkan lipatan yang terbuka, seperti kubah, lembangan dan gerbang.
  • Pembengkokkan boleh berlaku bila ada objek tertentu (seperti intrusi batuan igneus, struktur dupleks) berada di bawah sesuatu lapisan.
  • Pemampatan/Pemendekkan (buckling) melibatkan arah canggaan yang selari dengan perlapisan. Pada suhu yang rendah, buckling disertai oleh gelincir fleksur.
  • Sebelum buckling berlaku lapisan biasanya dipendekkan secara mendatar dan ditebalkan secara menegak dengan lapisan.
  • Variasi daripada buckling adalah kinkingKinking ini biasanya berasosiasi dengan batuan skis dan membentuk lipatan chevron. Ia terhasil akibat daripada proses gelincir fleksur yang terkekang.
  • Mekanisma aliran fleksur (flexural flow) berlaku bila sebahagian lapisan bersifat mulur dan sebahagian bersifat rapuh. Lapisan yang bersifat rapuh mempengaruhi bentuk lipatan yang terhasil.
  • Mekanisma aliran pasif (passive flow) melibatkan aliran mulur pada keseluruhan batuan. Perlapisan, foliasi atau jalur hanya menjadi lapisan petunjuk. Aliran pasif ini hanya berlaku pada batuan di mana tidak ada perbezaan kemuluran antara lapisan dan menghasilkan lipatan serupa.
  • Kombinasi antara beberapa mekanisma di atas sering berlaku atau bersaingan pada persekitaran tekanan dan suhu yang berbagai.
  • Dekat permukaan bumi, gelincir fleksur dan buckling biasa berlaku. Bila lipatan menjadi lebih ketat, geseran antara lapisan meningkat dan gelinciran sukar berlaku. Pada peringkat ini mekanisma yang menghasilkan ira mengambilalih untuk proses canggaan seterusnya.
Lipatan Kompleks
  • Lipatan kompleks berlaku apabila satu set lipatan ditindih oleh satu atau lebih set lipatan baru, samada akibat arah daya yang sama atau berlainan.
  • Bentuk lipatan bertindih ini adalah berkaitan dengan orientasi kedua-dua set lipatan itu dan juga sifat fizikal batuan yang tercangga.
  • Dua episod perlipatan boleh dipisahkan oleh masa beberapa saat sahaja atau berjuta tahun, atau berlaku secara berterusan.
  • Batuan bersifat mulur membolehkan lipatan kompleks terhasil. Keadaan ini biasanya terdapat di kawasan teras pergunungan, di kawasan zon subduksi dan kawasan sesar transform di mana mampatan, metamorfisma dan ricihan berterusan berlaku.
  • Secara amnya ada tiga jenis lipatan bertindih.
Jenis 1 - Struktur Kotak Telur atau Corak Kubah dan Lembangan.Ia berlaku bila dua set lipatan tegak bertemu atau berinteraksi pada sudut besar.
Jenis 2 - Corak Boomerang
Ia berlaku bila lipatan yang dengan paksi permukaan miring (e.g. lipatan isoklinal) dan lipatan dengan paksi permukaan tegak (e.g. lipatan tegak) bertemu/berinteraksi pada sudut yang besar.
Jenis 3 - Corak Hook
Ia berlaku bila lipatan isoklinal yang ketat dilipat semula pada paksi yang sama, pada berbagai skala.
  • Kombinasi ketiga-tiga jenis di atas juga boleh berlaku. Satu jenis boleh bertukar secara beransur-ansur ke jenis yang lain.
  • Lipatan yang bertindih ini penting untuk menentukan sejarah canggaan sesuatu kawasan.
  • Kita boleh mengenalpasti pertindihan lipatan ini bila kita membuat permerhatian dan pemetaan struktur secara terperinci sesuatu kawasan.
  • Biasanya, satu kawasan yang telah mengalami dua arah perlipatan menunjukkan perubahan arah jurus dan miringan yang agak mendadak tetapi sistematik.

Thursday, March 17, 2011

Sesar (Fault)

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan peregeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam jurus dan kemiringan.
patahan/sesar turun (atau di-sebut jg patahan/sesar normal) adalah satu bentuk rekahan  pada lapisan bumi yg me-mungkin-kan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok  lainnya…

Separation (pergeseran relatif semu) adalah jarak yang terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang sesar.
Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif sebenarnya pada sesar, diukur dari blok satu keblok yang lain pada bidang sesar dan merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran disebut juga ”Net slip”.
Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang vertikal dari slip/sparation.
Heave (loncatan Horizontal) adalah jarak yang diukur pada bidang horizontal.
Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar.
Hangingwall adalah blok tubuh batuan yang terletak di atas bidang sesar.


Klasifikasi Sesar
Sesar dapat diklasifikasikan dengan pendekatan geometri yang berbeda. Beberapa klasifikasi diantaranya adalah:
-     berdasarkan hubungan dengan struktur lain (sesar bidang perlapisan, sesar longitudinal, sesar transversal).
-     berdasarkan pola kumpulan seasar (sesar radial, sesar pralel, sesar en echelon).
Aspek terpenting dari geometri sesar adalah pergeseran. Atas dasar ini, sesar dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
A. Berdasarkan Sifat Pergerakan Relatif Semu
1.   Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar, yang terdiri dari:
a.   Strike left separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kiri.
b.   Strike right separation fault
Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kanan.
2.   Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari :
a.   Normal sparation fault
Jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall ditemukan d8i atas jejak yang sama pada hangingwall.
b.   Reverse separation fault
Jika sesar di lihat pada penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall dtemukan di bawah jejak yang sama pada hangingwall.
B. Berdasarkan Sifat Pergeseran Relatif Sebenarnya
1. Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu sesarh dengan jurus bidang sesar, yang etrdiri dari:
a.   Strike left slip fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah kiri.
b. Strike right slip fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu seasr maka akan terlihat jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah kanan.
2. Dip Slip fault adalah pergeseran relatif sebenarnya searah dengan kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari:
a.   Normal slip fault
Blok hangingwall relatif turun terhadap footwall.
b. Reverse slip fault
Blok hangingwall bergerak relatif naik terhadap footwall.
Untuk sesar vertical : tentukan salah satu blok relative bergerak terhadap blok lain, contoh “Vertikal dip slip fault”.
3. Oblique slip fault adalah pergeseran miring relative sebernarnya terhadap bidang sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike slip” seperti dibawah ini
a.   Normal left slip fault
b.   Normal right slip fault
c.   Reverse left slip fault
d.   Reverse right slip fault
e    vertical oblique slip fault.
4. Sesar Rotasi adalah yeng memperlihatkan pergeseran berputar pada bidang sesarnya.
a.   Clokwise rotation fault
Blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam.
b. Anticlokwise rotation fault
Blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam

Analisa Struktur Sesar
Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sifat pergeserannya dapat bermacam-macam, mendatar, miring (oblique), naik dan turun. Didalam mempelajari struktur sesar, disamping geometrinya yaitu, bentuk, ukuran, arah, dan polanya, yang penting juga untuk diketahui adalah mekanisme pergerakannya.

Sesar dan Struktur Penyerta
Gejala sesar seringkali disertai dengan gejala struktur yang lain, misalnya kekar, lipatan, drag fold (lipatan seretan), breksiasi abibat sesar, milonit, filonit dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting untuk membantu didalam analisis tentang pergerakan sesar.
A. Kekar dan Urat (vein)
Kekar adalah gejala yang umum terdapat dalam batuan. Kekar dapat terbentuk karena tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non tektonik (pada saat diagenesa, proses pendinginan dsb). Dalam hal ini kita membatasi pada jenis kekar yang terbentuk secara tektonik.
Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit diamati, sebab kekar dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadinya suatu lipatan,atau terbentuknya semua struktur tersebut. Hal ini yang juga merupakan kesulitan adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran dari kekar, sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum dan sesudahnya.
Secara kejadiannya (genetik) kekar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a.    Kekar gerus (shear fracture) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk salin bergeser (sghearing).
b.    Kekar tarik (extention fractire) : adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang).
Extension farcture dapat dibendakan sebagai:
  • Tension fracture : ialah kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan arah tegasan.
  • Relese fracture : ialah rekekar yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan dan tegak lurus terhadap gaya utama.
B. Breksi sesar dan Milonit
Bidang sesar biasanya trerisi oleh bahan-bahan faregmental yang disebut ”Breksi sesar”. Adakaalanya bahan ini agak lunak dan hancur yang disebut sebagai ”Gouge”, juga pada batuan metamorf menunjukkan lembar-lembar yang berupa struktur aliran. Pada bagian yang sangat intensif tingkat kehancurannya 9deformasi), zona sesar dapat berupa serbuk berbutir halus dan lunak yang disebut ”milonit”.
Gejala-gejala ini merupakan bukti-bukti yang dapat dipakai untuk menduga kelurusan dan kemenerusan dari jalur sesar. Arah-arahnya misalnya didapatkan dari orientasi memanjangnya fragmen atau jalur breksiasi, arah bidang-bidang gerusan (shearing) dan milonit dan sebagainy. Arah ini akan membantu untuk menentukan bidang sesar.
C. Struktur seretan (drag)
Struktur seretan (fault drag atau drag fold) adalah gejala penyerta disekitar bidang sesar yang terbentuk akibat pergerakan sesar. Struktur ini dapat menunjukkan gerak relatif sebenarnya. Struktur ini tampak pada perlapisan atau bidang foliasi.
Ada 2 macam seretan (drag) yang dapat terbentuk yaitu ”seretan normal” (normal fold) dan ”seretan naik” (reverse drag).
D. Cermin sesar (slickensides) dan Gores garis (striation)
Slickensides atau cermin sesar adalah gejala yang tampak pada permukaan bidang-bidang yang tergeser. Dapat terbentuk pada bidang sesar atau bidang-bidang kekar yang menyertainya. Struktur tersebut merupakan bidang-bidang halus, dan goresan-goresan (striations) yang seolah-olah dipoles. Seringkali disertai dengan jenjang-jenjang (steps), yang merupakan kekar yang terbentuk akibat gerak relatif dari bidang itu.

Metoda hukum dihedral (didres droitis)
Setiap bidang sesar dapat dibagi oleh bidnag bantu (plan auxiliaire) menjadi empat dihedral (diedres droitis). Bidang bantu adalah bidang yang tegaklurus kepada tegasan gerus dan gores-garis serta mengandung tegasan normal (σ).
Dua dehedra yang berlawanan disebut dominan tekanan (compression) dan dua yang lainnya disebut tarikan (extension) sebagai fungsi dari arah pergerakan sesar.Dinyatakan secara jelas sebagi dihedral pendekatan (shortening) diamana terdapat (σ)dan dihedral pemanjangan (lengtening) dimana terdapat (σ3).
Istilah-istilah tersebit sangat umum dalam seismologi terutama pada perhitungan mekanisme pusat gempa(focal mecanism). Dalam menyajikan metoda tersebut diterapkan dan dibenarkan penggunaan hukum-hukum dihedral (diedres droitis) pada aplikasi penelitian tentang kondisi mekanik yangs esuai dengan satu proses gempa bumi (seismik).

Beberapa Konsep dalam interpretasi struktur
Interpretasi struktur dapat dilakukan pada skala yang beragam, padaskala yang mikro, pada suatu jalur sesar sampai pada suatu wilayah. Untuk itu perlu dibuat batasan dan asumsi untuk menerapkan teori-teori yang ada. Salah satu kendala lain didalam interpretasi struktur adalah batasan ”waktu”, yaitu kejadian atau generasi dari struktur tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan apabila dari beberapa struktur yang ada berlainan waktu kejadiannya, artinya berbeda sejarah tektoniknya.
Beberapa konsep dikembangkan diantaranya oleh Moody dan Hill (1956) yang membahas tentang urutan kejadian struktur berdasarkan arah tegasan atau gaya yang bekerja pada suatu wilayah. Konsep lain dikembangkan oleh Tchalenko (1970) dan Harding (1973) yang menjelaskan bahwa pada gerak sesar mendatar, gejala yang terdapat pada jalur sesar adalah komponen gerak kopel yang bekerja akibat seasar tersebut. Gerak kopel tersebut menghasilkan komponen tarik atau extension (E) dan komponen tekan atau compression (C).
Perbedaan dari model Moody dan Hill dan Harding adalah arah gaya pembentukknya. Bila Moody dan Hill mebngunakan pure shear sebagai gaya penyebab terbentuknya shear. Sedangkan Harding mengunakan simple shear.

Penyelesaian Geometri didalam pergerakan sesar
Prinsip ataupun model tentang kinematika dan dinamika struktur seringkali, dan akan lebih mudah ditampilkan dalam gambaran dua dimensi, yaitu pada tampak peta penampang. Bebrapa contoh yang dipakai sebagai analisis pergerakan sesar diantaranya
  • Hubungan antara tegasan utama dan pola kekar gerus yang berpasangan atau sesar mendatar utama.
  • Hubungan antara sesar atau jalur sesar dengan struktur kekar (tension gash dan shear) atau lipatanminor yang menyertainya.
  • Hubungan antara dan pola keterakan (strain ellips) didalam jalur sesar.
Dari bebrapa prinsip ini secara teoritis dapat diketahui sifat gerak sesar sebenarnya (slip). Didalam skala kecil sifat gerak sebenarnya ini misalnyadapat terlihatpada gores-garis (striations) pada cermin sesar (slickenside). Pada kasusu yang lebih umum, kedudukan dan sifat gerak ini harus ditentukan dengan menerapkan kaidah teori atau model yang berlaku. Gerak suatu sesar tidak selau mutlak mendatar seperti tampak pada peta, normal atau naik apada penampang, akan tetapi dapat bervariasi antara ketiga jenis geraktersebut. Oleh karenaitu kaidah atau model dan interpretasi gerak sesar sebenarnya harus dapat dibatyangkan dalam gambar tiga dimensi.

Penentuan Pergeseran Blok Sesar
Pada bidang sesar dan blok sesar (dapat berupa hanging wall atau foot wall) sering terdapat petununjuk yang mengidentifikasikan adanya pergeseran. Petunjuk dapat berupa kenampakan fisik yang sejajar atau tegak lurus pergeseran pada bidang sesar (gores garis,tensison gashcompression fracture, rekristalisasi, fault step dsb.) Berdasarkan pengamatan kenampakan fisik tersebut secara teliti akan dapat membantu untuk penentuan pergeseran sewaktu sesar terbentuk.

Penentuan Arah Tegasan
Tegasan yang menyebabkan terjadinya sesar dapat ditetapkan secara grafis melaui bantuan proyeksi stereografis. Data yang diperlukan adalah kedudukan bidang sesar ( jurus dan kemiringan), sudut pitch gores garis dan arahnya, jenis pergeseran sinistral dan dekstral). Tegasan σterletak pada bidang sesar dan tegak lurus gores garis (bidang B). Tegasan σ1dan σterletak pada bidang yang tegak lurus σ(bidang T). Dengan demikian bidang B dan T saling tegak lurus, sehingga σmenjadi tegak lurus σdan σ3. Bidang T dan bidang sesar saling tegak lurus, keduanya berpotongan menuruti gores garis.
Kedudukan σmemebentuk sudut lancip terhadap gores garis. Sesar terbentuk melalui bidang retakan yang sebelumnya telah ada. Kedudukan sesar sangat dipengaruhi oleh kedudukan kekar yang telah ada sebelumnya. Kedudukan kekar pada batuan dapat beragam, sehingga apabila berkembang menjadi sesar karan adanya tegasan tektonik dengan satu arah tertentu, maka sesar yang akan dihasilkan dapAt beragam pula jenisnya, yaitu dapat menjadi sesar naik, turun dan geser mendatar. Jenis pergeserannya juga dapat mengiri dan menganan. Dengan demikian dapat juga ditemukan pada satu singkapan adanya sesar minor yang beda jenis maupun macam pergeserannya meskipun penyebabnya adalh tegasan tektonik yang masih sama.